Santri Pondok Al-ahsan Upacara Sumpah Pemuda di Sungai


Saat ini ada banyak sekali kegiatan yang bisa dinilai sebagai bentuk peringatan Hari Sumpah Pemuda. Jadi, tidak hanya sebatas dengan melakukan peringatan Hari Sumpah Pemuda di sekolah, universitas, maupun di kantor.
Dengan semakin berkembangnya peradaban, gaya hidup, dan juga pemaknaan terhadap segala sesuatu dan sebagai bentuk rasa nasionalisme, para pelajar yang tergabung dalam Organisai Pelajar Pondok Al-ahsan (OPPA) menggelar upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di bantaran sungai Karangan, Dusun Karangan Krajan, Desa Karangan, Bareng, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (28/10/2017).

Memang, terdengar tidak biasa dan jauh dari kebiasaan yang selama ini dilakoni. Namun, kegiatan itu tentu akan memberi pengalaman tak terlupakan. Malahan bagi para pelajar, memperingati Hari Sumpah pemuda di bantaran sungai akan lebih memiliki makna mendalam serta dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pelajar.
Meski harus bersusah payah untuk menuju bantaran sungai Karangan, namun semua itu tak mengurangi antusias para pelajar Pondok Al-ahsan Karangan untuk mengikuti upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Upacara bendera dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda itu sengaja digelar di Sungai Karangan, sebagai upaya pelajar peduli terhadap sungai setempat dalam mewartakan keberadaan Sungai Karangan yang fungsi dan perannya sangat vital, namun kini dalam kondisi rusak akibat penambangan batu di bantaran sungai Karangan.
upacara bendera Hari Sumpah Pemuda dengan tema memalui "sumpah pemuda kita cintai lingkungan alam" merupakan upaya mengkampanyekan sekaligus menggerakkan para pelajar untuk lebih mencintai dan peduli terhadap alam dan sungai.

Sungai Karangan bisa dikatakan kondisinya cukup memprihatinkan, karena selain maraknya penambangan batu, juga di perparah dengan masih banyaknya warga di sekitar Sungai karangan yang membuang sampah sembarangan.
Kedispilinan dan kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya di sekitar Sungai Karangan memang masih sangat minim, padahal dampak perbuatan mereka membuang sampah di sungai bisa mencemari sungai serta dapat merugikan warga lainnya.
Melalui upacara bendera memperingati Hari Sumpah Pemuda ini, MTs dan MA Al-ahsan Karangan ingin mengajak dan menggerakkan para pelajar dan pemuda untuk turut serta menjaga lingkungan alam, terutama sungai sebagai sumber air.

Upacara bendera Hari Sumpah Pemuda di Sungai Karangan berlangsung khidmat. Bertindak sebagai pemimpin upacara, M. Muklisin (kelas XII MA Al-ahsan) Dan bertindak sebagai penyampai pesan moral dalam peringgatan Sumpah Pemuda kali ini Siti Masruroh (kelas XI MA Al-ahsan) dalam pesannya, mengingatkan pentingnya peran pemuda khususnya para pelajar dalam pembangunan, termasuk dalam menjaga kelestarian alam dan sungai.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebiasaan Santri Saat di Pondok

Namanya aja kebiasaan, sudah terlanjur biasa ya mau gimana lagi, dan akhirnya memang harus dimaklumi. Yang pentingkan gak merugikan orang lain. Tapi jangan selalu minta dimaklumi ya, dengan alasan, ah biasa anak pondok. Di pondok itu bukan melulu harus dimaklumi, tapi di pesantren adalah tempat dimana kita harus belajar banyak hal di dalamnya. Memang gak bisa dipungkiri, saat masih di pondok pesantren rasanya berat banget, saking beratnya seakan-akan orang yang paling sengsara sedunia itu ya santri, tapi saya yakin kita pasti akan merindukan saat-saat di pondok pesantren dengan salah satu kebiasaan di bawah ini yang pernah atau bahkan sering kita lakukan saat masih berada di pondok pesantren. Ngosop Bagi mereka yang gak pernah mondok di pesantren pasti binggung dengan istilah Ngosop, karena istilah ngosop kayaknya memang cuma ada di pesantren, dan jujur saya sendiri tau istilah ngosop ini setelah saya masuk pesantren. Lalu sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan ngosop ...
Baca selengkapnya

Si Pendosa yang Mendapat Rahmat dari Tuhan

Ada sebuah kisah dari Bani Israil, simana ada sua saudara yang satu sangat tekun beribadah, sementara yang lainnya tidak mau beribadah. Karena sering melihat saudara yang tak mau beribadah dan malah sering berbuat dosa, ia pun menegurnya agar saudaranya tersebut sesegera mungkin melakukan ibadah dan berhenti dari melakukan dosa. Tapi sepertinya teguran itu tak pernah di gubris oleh si pendosa. Si pendosa lantas berucap, tinggalkan aku bersama Tuhanku, apakah kau diutus untuk mengawasiku, tanya si pendosa kepada saudaranya yang ahli ibadah. Saudaranya pun menjawab, demi Tuhan, Tuhan tidak akan mengampunimu, Tuhan tidak akan memasukkanmu ke surga. Drama keduanya pun berlanjut dengan akhir yang mengejutkan. Di akhir cerita si pendosa malah termasuk golongan orang-orang yang mendapatkan rahmat dari Tuhan. Kisah di atas menyiratkan pesan kepada kita untuk tidak merasa paling benar untuk hal-hal yang seaungguhnya menjadi hak tuhan. Tentu beribadah dan menyakini kebenaran tuhan...
Baca selengkapnya